Apa yaa???

Loading

LANGKAH MEMBUAT LAPORAN TAHUNAN


  1. Pertama kali kita harus buat memperbanyak sheet sesuai yang kita butuhkan dan mengubahnya dengan nama yang sesuai,,CARANYA :
  • pada bagian bawah tempat sheet berada
  • klik kanan PILIH insert kemudian PILIH worksheet  lalu tekan OK
  • maka akan bertambah satu buah sheet lagi,,bernama sheet 4
  • nama sheet ini bisa kamu ubah sesuai nama yang kamu inginkan dg cara : klik kanan kemudian pilih rename kemudian ketik nama sheet yang kamu inginkan  lalu tekan ENTER
  • untuk lebih jelasnya saya akan tampilkan langkah2 ini dalam bentuk gambar dibawah ini




2. membuat nama sel,,(ini agar memudahkan kita buat memanggil sel yang diinginkan)

seperti nama pkm pada tab atas yang dilingkari, cara membuat nama sel tersebut :
  • letakkan kursor pada sel yang akan dinamai
  • tekan tanda panah (yang dilingkari pada gambar) pada samping teks seperti pada gambar kemudian lepaskan tangan dari kursor
  • buat nama sel yang diinginkan kemudian tekan ENTER


kemudian namailah setiap sel yang diperlukan, sesuai keperluan  seperti gambar dibawah ini (ingat tujuan     menamai sel agar memudahkan kita saat ingin memanggil tersebut pada tempat lain)

4. dalam membuat tabel kita kadang perlu menyatukan tabel seperti gambar dibawah ini :
caranya yaitu dengan mengklik merge & center pada tab atas untuk lebih jelas lihat pada gambar

5. dalam membuat tabel juga diperlukan pemberian bingkai,,pemilihannya sesuai kebutuhan


6. membuat keterangan pada tabel, CARANYA :
  • klik kanan pilih insert comment
  • ketik keterangan yang diinginkan kemudian tekan ENTER


7. membuat formula judul, agar memudahkan kita untuk tidak mengulang ketikan pada sheet selanjutnya
maka buat formula untuk rumus kemudian kita hanya perlu mengganti beberapa untuk judul sheet
berikutnya,,cara membuat formula judul adalah :
  • blok tabel tempat judul yang kita ingin, merge seperlunya dan buat formula seperti gambar dibawah ini

INGAT : formula ini dibuat berdasarkan nama sel yang telah kita beri sebelumnya
untuk memudahkan pembuatan LAPORAN TAHUNAN ini masih banyak formula-formula lainnya lebih lengkapnya kalian bisa lihat pada file LAPORAN TAHUNAN yang akan saya share disini pada akhir langkah ini.
seperti formula-formula dibawah ini :







FORMULA SUM DAN AVERAGE :
  • SUM artinya jumlah.
  • Pada laporan tahunan ini menggunakan rumus SUM caranya dengan blok data yang ingin dijumlahkan pada menu home pilih auto sum kemudian klik SUM.


  • AVERAGE artinya rata-rata
  • buat pada sel yang ingin kita rata-ratakan =AVERAGE(pilih sel yang ingin dirata-ratakan 1;pilih sel yang ingin dirata-ratakan 2;pilih sel yang ingin dirata-ratakan3) kemudian tekan ENTER
  • maka akan keluar angka yang diinginkan, jika tidak keluar angka yang diinginkan coba anda cek lagi rumusnya apa ada kata-kata atau tanda yang salah
  • selamat mencoba ^^





LOGIKA IF UNTUK BINA
  • maksudnya disini =IF(H9<tdsjan;”Bina”;”-”) posyandu di BINA jika nilai D/S nya kecil dari tdsjan adalah nama sel untuk target D/S pada bulan januari
  • maksudnya disini =IF(I6<tndjan;”Bina”;”-”) posyandu di BINA jika nilai N/D nya kecil dari tndjan yaitu nama sel untuk target N/D pada bulan januari


FORMULA COUNTIF
  • =”Catatan : Pada bulan “&jan&” ini, jumlah posyandu yang perlu dibina D/S nya adalah “&COUNTIF(K6:K15;”Bina”)&” posyandu dan yang perlu dibina N/D nya “&COUNTIF(L6:L15;”Bina”)&”  posyandu”
  • maksud formula diatas adalah countif menjumlahkan berapa banyak posyandu yang dibina D/S nya dan posyandu yang dibina N/Dnya sesuai dengan tabel yang di blok.

8.  membuat grafik dari data yang ada pada tabel CARANYA :
  • blok data yang ingin dibuatkan tabel
  • pilih menu insert pada tab atas pilih chart tipe yang diinginkan
  • pilih tampilan chart yang diinginkan pada chart layout
  • pindahkan grafik pada tempat yang diinginkan kemudian buatlah judul seseuai keinginan, jika anda ingin memberi variasi-variasi seni pada grafik klik kanan pada tempat yang ingin diberi variasi maka akan keluar banyak pilihan untuk membuat variasi.
  • misalnya variasi pada chart yang paling rendah diberi warna merah, caranya klik chart tersebut pilih format data point, ubah fill menjadi solid fill dan pilih color warna merah kemudian OK
  • untuk lebih jelas langkah-langkahnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini (klik pada gambar untuk memperbesar)




9. membuat variasi warna pada tabel CARANYA :
  • blok tabel yang ingin diberi warna
  • pada fill color tab atas pilih warna yang dinginkan kemudian ENTER

10. untuk memudahkan kita membuat sheet-sheet selanjutnya tanpa capek-capek ngetik lakukakan COPY
PASTE atau salin menyalin data caranya :
  • pada tabel paling pojok kiri (yang ditunjuk pada gambar) blok semua halaman
  • klik kanan pilih COPY atau cokup dengan tekan ctrl+C
  • pada halaman yang ingin kita salin datanya pilih tabel paling pojok kiri (yang ditunjuk gambar) klik kanan pilih paste atau bisa juga langsung cntrl+v
  • maka datanya akan tersalin,,,hore!!!



11. cara proteksi sheet, ini adalah cara agar data pada sheet kita tidak bisa diubah-ubah, tapi kita juga masih
bisa mengubah bagian yang diperbolehkan diubah oleh sipembuat,,hehehe langsung aja caranya :
  • blok data yang kita pilih untuk boleh diubah kemudian klik kanan pilih format cell
  • pada format cell pilih protection centang hide klik OK
  • ambil protec sheet pada menu REVIEW pada tab atas kemudian masukkan password masukan reenterpassword(mksdnya password yang sama diulang lagi) kemudian klik OK
  • sekarang jika kamu ingin merubah bagian dari sheet yang telah diprotec ini akan keluar peringatan seperti pada gambar dibawah ini kecuali merubah data yang diperbolehkan untuk diubah yaitu data yang kita pilih pada langkah pertama dari langkah ini
  • untuk menghilangkan protec sheet pilih unprotec sheet kemudian masukkan kembali pasword tadi klik OK, maka sheet anda tidak terproteksi lagi




12. membuat hyperlink pada data yang dinginkan caranya :
  • blok kalimat yang ingin di hyperlinkkan, klik kanan pilih hyperlink
  • pilih place in this document halaman yang ingin dilink kan dengan kalimat yang telah diblok tadi kemudian tekan OK
  • maka ketika kita letakkan kursor pada kalimat yang dibolk tadi kita akan diantar ke halam yang kita link kan ini lah fungsi dari hyperlink (agar kallimat yang di hyperlink kan terlihat sama dengan yang lain anda dapat merubah warna, tulisan dan memberi efek lain dengan mengedit tulisan seperti biasa)
  • untuk mengmbalikan ke halaman awal anda dapat membuat hyperlink lagi dari tempat tadi ke tempat awal.


Untuk mendownload LAPORAN TAHUNAN klik DISINI
tulisan ini juga dapat dibaca pada blog saya yang lain (klik).

Sosial Budaya dalam Praktik Perawatan Kehamilan dan Persalinan
Background : Reproductive health is focusing on the reproductive aspect of women which are considerable problems on sexuality and reproduction, such as ante-natal care, delivery process, postpartum treatment etc. Maternal Mortality Rate and infant mortality rate are some indicators of reproductive health, where in Indonesia those rate are still high rather than some neighboring countries. Previous research showed that socio-cultural and demographic factors influence the high maternal and infant mortality rate. The purpose of this study was to describe socio- cultural aspect towards ante-natal care, delivery process and post –partum treatment among Javanese.
Method: The design study was observational with cross sectional approach. The research took place in Jepara Region, Central Java. The population study was women in reproductive age and total number of the sample was 60 women. Data were collected through questionnaire using in – depth interview guide. Socio- cultural factors data were gathered through in-depth interview with health providers, such as doctors, midwives as well as religious people and community leader.
Results: This study found that the majority of the respondents (96.7%) did antenatal care, assisted by doctors or midwifes, accompanied by their husband (76.6%), done every month (48.3%). Midwife is health provider who was mostly chosen by respondents furthermore by traditional birth attendance (18,4%). The accompanying reasons were the distance between the home and the location, skill and the complete of the apparatus. Most of the respondent (93%) accompanied by their husband during birth process. During post- partum period, they took traditional medicine and also massage. This study found that there is no special food has been consumed during antenatal and post-partum period. Ritual activities have done such as mitoni (munari), krayanan (brokohan), resikan (walikan) and kekahan (aqiqah) since pregnancy until post-partum period. (Keywords : Antenatal care, Reproductive health, post partum.)
PENDAHULUAN
Konsep Kesehatan Reproduksi yang diperkenalkan dalam Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo, Mesir, tahun 1994 yang menekankan kondisi kesehatan yang lengkap tidak sekedar terbebas dari penyakit atau kelemahan fisik, akan tetapi meliputi aspek mental dan sosial, yang berkorelasi dengan bekerjanya fungsi sistem serta proses reproduksi.
Bertolak dari konsep kesehatan reproduksi tersebut, sasaran program kesehatan reproduksi difokuskan pada wanita sepanjang masa reproduksinya atau wanita usia subur, yaitu sejak wanita tersebut mendapatkan menstruasi pertama sampai dengan masa menopause (antara 15 tahun hingga 49 tahun), baik menikah maupun tidak menikah. Program-program kesehatan reproduksi meliputi pendidikan kehidupan keluarga, pencegahan kehamilan remaja, pencegahan penyakit menular seksual, perawatan kehamilan, pertolongan persalinan, perawatan nifas, pertolongan bayi baru lahir, dan keluarga berencana yang meliputi pemakaian alat kontrasepsi, peningkatan kemandirian ber KB dan kegiatan-kegiatan yang mendukung Program Pembangunan Keluarga Sejahtera (BKKBN, 1998)
Beberapa kendala masih ditemui di dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi antara lain adanya realita tentang kurangnya kesatuan pengertian tentang kesehatan reproduksi, kurang tersedianya infra strukkur di setiap kabupaten/ kota, adanya variasi geografis, aspek sosial budaya serta tingkat sosio ekonomi yang relatif terbatas (BKKBN, 1998).
Salah satu indikator kurang berhasilnya pro- gram kesehatan reproduksi, ialah relatif masih tingginya angka kematian ibu melahirkan (AKI). Angka kematian bayi baru lahir (IMR) menurut perkiraan SDKI tahun 1997 yaitu 25 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2001) Angka kematian ibu (AKI) menurut SKRT tahun 1986 adalah 450/ 100.000 kelahiran hidup mengalami penurunan yang lambat menjadi 373/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 dan turun lagi menjadi 51/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2001. Angka ini 3 – 6 kali lebih besar dari negara- negara di ASEAN dan 50 kali lebih besar angka di negara maju. Indonesia menetapkan target penurunan AKI dari 115/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 75/ 100.000 pada tahun 2015 dan penurunan angka kematian bayi (AKB) menjadi 35/ 1000 kelahiran hidup di tahun 2015. (Depkes RI, 2002)
Untuk mengatasi masalah tersebut maka pemerintah menetapkan target pada tahun 2010 yaitu: 1).menurunkan angka kematian ibu menjadi 125/100.000 kelahiran hidup, 2). menurunkan angka kematian neonatal menjadi 15/1000 kelahiran hidup serta target proses dan output diantaranya adalah meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan trampil menjadi 85% (Depkes RI, 2004). Untuk mencapai tar- get tersebut, strategi yang diterapkan yaitu Making pregnancy Safer (MPS) yang mempunyai visi : semua perempuan di Indonesia dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman serta bayi yang dilahirkan hidup dan sehat (Depkes RI, 2004).
Empat pilar strategi utama MPS yang konsisten dengan Indonesia Sehat 2010 yaitu :
1). meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas yang cost effective dan berdasarkan bukti-bukti yang didukung dengan 2). membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas program, lintas sektoral dan mitra lainnya untuk melakukan advokasi guna memaksimalkan sumber daya yang tersedia serta meningkatkan koordinasi perencanaan dan kegiatan MPS, 3). mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan untuk menjamin perilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, 4). mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Depkes RI, 2001)
Tingginya angka kematian maternal yang berhubungan dengan kehamilan dan persalinan dipengaruhi oleh faktor- faktor di dalam dan di luar kesehatan / medis. Pelayanan obstetri yang tepat guna dan memadai bila tersedia belum menjamin pemanfaatannya oleh masyarakat karena adanya hambatan jarak , biaya dan budaya. Pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam pengenalan tanda bahaya dan pencarian pertolongan profesional seringkali belum memadai. Di banyak negara berkembang masih ditemukan hambatan akses yaitu berupa ketidakberdayaan wanita dalam pengambilan keputusan sementara peran suami, ibu atau mertua sangat dominan dan banyak faktor lain yang menyebabkan keterlambatan dalam rujukan.
Secara umum dikenal tiga jenis terlambat yaitu :1).terlambat dalam mengambil keputusan merujuk yang merupakan langkah pertama untuk menyelamatkan ibu yang mengalami komplikasi obstetri, 2). terlambat dalam mencapai fasilitas kesehatan yang dipengaruhi oleh jarak, ketersediaan dan efisiensi sarana trasnportasi serta biayanya, 3). terlambat dalam memperoleh pertolongan di fasilitas kesehatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor : jumlah dan ketrampilan tenaga kesehatan, ketersediaan peralatan, obat, transfusi darah dan bahan habis pakai serta manajemen dan kondisi fasilitas pelayanan (Depkes RI, 1999).
Proses reproduksi berawal dari sebelum terjadi konsepsi, sebelum terjadi pembuahan oleh sperma terhadap sel telur, kemudian terjadi konsepsi, hamil, lahir, bayi, remaja, usia produktif dan usia lanjut. Dengan demikian kesehatan reproduksi dimulai sejak masa remaja hingga usia lanjut (Muhammad, 1996). Untuk menjamin terjadinya kesehatan reproduksi yang optimal perlu pelayanan kesehatan reproduksi yang berkesinambungan, sejak remaja hingga usia lanjut.
Kesehatan reproduksi kaum remaja ditekankan pada kegiatan pendidikan kehidupan keluarga, pencegahan kehamilan remaja dan pencegahan penyakit menular seksual. Sedang pada masa perkawinan dalam kondisi produktif kesehatan reproduksi yang perlu diupayakan meliputi perwatan kehamilan, pertolongan persalinan, perawatan bayi baru lahir, perawatan nifas dan praktek keluarga berencana, dan upaya-upaya ini sering disebut sebagaisafe motherhood. Pada masa usia lanjut, kesehatan reproduksi berkaitan dengan upaya skrinning keganasan tumor dan menopause (Muhammad, 1996).
Kondisi sosial budaya (adat istiadat) dan kondisi lingkungan (kondisi geografis) berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Situasi budaya dalam hal ini adat istiadat saat ini memang tidak kondusif untuk help seeking behavior dalam masalah kesehatan reproduksi di Indonesia (Muhammad, 1996). Hal ini dikemukakan berdasarkan realita, bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya sudah terbiasa menganggap bahwa kehamilan merupakan suatu hal yang wajar yang tidak memerlukan antenal care. Hal ini tentu berkaitan pula tentang pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya antenatal care dan pemeliharaan kesehatan reproduksi lainnya.
Tingginya angka kematian bayi dan ibu bersalin serta faktor penyebabnya baik dari segi kesehatan/ medis maupun diluar kesehatan mendorong penulis untuk meneliti bagaimanakah praktek perawatan kehamilan, persalinan dan nifas serta deskripsi sosial budayanya. Karena luasnya bidang kajian kesehatan reproduksi maka dalam tulisan ini dibatasi pada masa kehamilan yaitu perawatan kehamilan, kelahiran (persalinan) bayi dan masa nifas (perawatan nifas).
1. Karakteristik Responden
Mayoritas responden berumur 20 sampai 29 tahun (43,3%0 dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah lulus SD (31,7%) dan penghasilan keluarga responden terbanyak adalah Rp.400.000,- perbulan atau rata-rata dibawah UMR Jawa Tengah.
2. Praktik perawatan kehamilan
Hampir semua responden menjawab pernah melakukan perawatan kehamilan (96,7%)dengan cara memeriksakan diri ke petugas kesehatan (bidan / dokter) (80%). Sebanyak 20% responden menyatakan tidak melakukan aktivitas seksual pada saat hamil dan 26,7% lainnya menyatakan kadang-kadang.Apabila ada keluhan ketika hamil 41,7% memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan pemeriksaan kehamilan pada tri-mester pertama sebanyak 48,3%, sedangkan 23,3% lainnya memeriksakan diri dua kali dan sebanyak 13,4% responden memeriksakan kehamilan setiap yang dikarenakan gangguan kehamilan seperti mual dan muntah. Menurut Depkes RI (1998) frekuensi pelayanan ANC yang dianjurkan minimal 4 kali selama kehamilan yaitu: minimal 1 kali pada tribulan pertama, mini- mal 1 kali pada tribulan kedua dan minimal 2 kali pada tribulan ketiga. Sebanyak 36,6% responden melakukan pantang makanan tertentu karena diperkirakan akan mengganggu diri dan janinnya. Hal yang menggembirakan adalah keterlibatan suami dalam periksa kehamilan cukup besar yaitu 76,6%.
3. Praktik Persalinan
Bidan paling banyak dipilih oleh responden sebagai penolong persalinan (63,3%) disusul dengan dukun bayi (18,4%). Beberapa alasan yang dikemukakan oleh responden terhadap penolong persalinan yaitu faktor pengalaman kerja (33,3%), kompeten dalam bidangnya (30%), sedangkan 35% lainnya mempunyai alasan pengalaman pertolongan persalinan sebelumnya, pelayanan lengkap (terutata dukun bayi) dan alasan keterdekatan dengan rumah responden. Lokasi tempat pelayanan (kedekatan dengan tempat tinggal) serta peralatan lengkap dan tenaga trampil merupakan alasan terbanyak mengapa mereka memilih sarana pelayanan. Walaupun ada 43,3% yang menyatakan setuju dilayani oleh DokterBidan perempuan tetapi ada 50% lainnya yang tidak memasalahkan bila dilayani oleh dokter pria. Hal yang menggembirakan, senada dengan keterlibatan suami dalam periksa kehamilan, hampir semua responden (93,4%) menyatakan suami mereka berpartisipasi dalam menyambut persalinan bayi mereka.
4. Praktik perawatan nifas
Dalam hal praktek perawatan selama masa nifas (setelah ibu melahirkan sampai dengan sekitar 35- 40 hari) beberapa data dapat dipaparkan. Minum jamu yang merupakan kebiasaan sebagian masyarakat suku Jawa juga dilakukan oleh hampir semua responden saat nifas. Hanya satu orang (1,7%) yang dengan jujur menyatakan melakukan hubungan seksual saat nifas, walaupun ini tidak dianjurkan oleh kesehatan dan juga agama (Islam). Selama masa nifas sebagian responden (41,7%) berpantang mengkonsumsi daging dan ikan. Pijat badan untuk mengembalikan kebugaran tubuh setelah bersalin dilakukan oleh 83,3% responden.
5. Deskripsi kondisi sosial budaya setempat
Masyarakat memiliki kebudayaan yang mencakup aturan – aturan, norma – norma, pandangan hidup yang dijadikan acuan dalam mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat. Pada masyarakat Jawa yang menganut pola garis keturunan patrilineal maka dalam adat kebiasaan keluarga, peranan suami / ayah sangat berpengaruh. ayah / suami sebagai kepala rumah tangga adalah perantara dalam penentuan nasib termasuk yang menguasai sumber-sumber ekonomi keluarga (Herkovits dalam Susilowati, 2001).
Dalam masyarakat Jawa, kehamilan (dan kemudian kelahiran bayi) merupakan peristiwa yang penting dalam siklus hidup manusia. Oleh karena itu ibu dan keluarga melakukan serangkaian aktivitas ritual untuk menyambutnya. Faktor kekerabatan (suami, orang tua, nenek) masih memberikan peran yang penting dalam tindakan-tindakan si ibu berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan pasca persalinan, baik dalam memberikan nasehat (karena mereka sudah berpengalaman menjalani peristiwa tersebut) maupun pengambilan keputusan siapa penolong persalinan dan sarana pelayanan apakah yang akan dipergunakan.
Selama kehamilan, biasanya ibu akan melakukan berbagai upaya agar bayi dan ibunya sehat dan dapat bersalin dengan selamat, nor- mal dan tidak cacat. Sebagian masyarakat masih berpantang makan makanan tertentu seperti udang atau kepiting dan buah nanas, walaupun menurut kesehatan pantangan makanan tertentu tidak dibenarkan apalagi kalau makanan tersebut bergizi. Selama kehamilan juga ada pantangan yang harus diperhatikan ibu dan bapak misal: tidak boleh menyiksa atau membunuh binatang dan tidak boleh mengejek orang yang cacat supaya si bayi dapat lahir dengan selamat dan tidak cacat. Terutama keluarga dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi, seiring dengan kemajuan jaman sudah banyak yang tidak mempercayainya begitu juga dengan sebagian responden penelitian.
Informan/ responden dari tokoh masyarakat, tokoh agama dan PLKB menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat masih memperingati upacara 7 bulan bayi dalam kandungan khususnya bagi anak pertama, termasuk sebagian besar responden ibu yang telah diwawancarai. Di daerah lain pada suku Jawa upacara tersebut disebut mitoni, sedangkan di Kabupaten Jepara disebut munari. Munari merupakan upacara selamatan dengan nasi tumpeng yang puncaknya adalah nasi ketan berwarna kuning yang diibaratkan cahaya sebagai simbol bahwa pada usia kehamilan ketujuh si janin sudah mempunyai roh atau nyawa. Acara munari ini seringkali dilengkapi dengan upacara seperti halnya mitoni yaitu si ibu ganti kain tujuh kali, memecahkan kelapa gading yang berukir gambar tokoh wayang Dewa Kamajaya dan Dewi Kamaratih (dua dewa / dewi dalam pewayangan yang terkenal ketampanan dan kecantikannya) dengan harapan si bayi nantinya akan tampan seperti Dewa Kamajaya dan cantik seperti Dewi Kamaratih. Upacara ini seringkali dipimpin oleh dukun bayi atau orang yang dituakan di dalam keluarga tersebut. Di dalam upacara tersebut suami harus terlibat dalam rangkaian upacara.
Keterlibatan/ partisipasi suami selama masa kehamilan istri cukup besar baik dalam bentuk aktivitas mengantar istri memeriksakan kandungan ke bidan / dokter, berusaha memenuhi keinginan istri yang sedang nyidam maupun mengingatkan agar istrinya lebih banyak makan makanan yang bergizi. Para suami terutama yang berpendidikan cukup tinggi cenderung melarang bila istrinya berpantang makanan tertentu. Menurut pandangan mereka, sepanjang yang dimakan ibu hamil memenuhi kriteria sehat dan bergizi baik untuk ibu dan bayi maka tidak dibenarkan untuk berpantang walaupun pada masyarakat sekitar masih berlaku pantangan makan makanan tertentu atau bertingkah laku tertentu pada saat istrinya hamil.
Muis (1996) dalam penelitiannya di Kota Semarang menyebutkan bahwa para orang tua/ mertua sangat berperan dalam menentukan, menasehati dan menyarankan anaknya/ menantunya untuk periksa hamil pada bidan atau memilih dukun bayi sebagai penolong persalinan. Sutrisno (1997) dalam penelitiannya di Kabupaten Purworejo juga mengungkapkan bahwa suami, orang tua dan mertua adalah anggota kelompok referensi yang paling sering memberikan anjuran memilih tenaga penolong persalinan. Susilowati (2001) dalam penelitiannya di Kabupaten Semarang juga menemukan bahwa suami sangat dominan dalam pengambilan keputusan rumah tangga sehari-hari, tetapi dalam menentukan penolong persalinan dan tempat bersalin yang dominan adalah orang tua dan mertua. Pada saat menghadapi masalah medis persalinan masih diperlukan musyawarah keluarga untuk merujuk ibu bersalin ke rumah sakit.
Menurut responden tokoh masyarakat dan tokoh agama, kelahiran bayi adalah suatu peristiwa yang perlu dirayakan dengan upacara tertentu. Masyarakat Kabupaten Jepara yang mayoritas beragama Islam biasa melakukan serangkaian acara mulai dari pembacaan adzan pada telinga kanan bayi sesaat setelah kelahirannya, dilanjutkan dengan pencucian plasenta bayi atau Plasenta, diberi doa dan dan dimasukkan dalam wadah tertutup dari tanah liat dan diberi kembang telon (bunga tiga warna) dan dikuburkan di depan rumah/ teras serta diterangi sentir/ teplok (lampu minyak) pada malam hari. Pelaku dari semua upacara ini adalah suami dari istri yang baru saja melahirkan. Berdasarkan pengamatan di depan rumah beberapa rumah responden ,yang kebetulan baru beberapa hari melahirkan, terdapat gundukan tanah yang ditutupi dengan pagar dari bambu dan diberi lampu minyak dan mereka menjelaskan bahwa plasenta bayi telah mereka kuburkan di situ.
Di daerah Jepara dikenal upacara krayanan atau brokohan atau selapanan yaitu upacara pada saat bayi berusia 35 hari untuk memberi nama bayi dengan cara berdoa bersama dan bancakan atau selamatan dengan nasi urap / sego gudangan rambanan reno pitu . Bersamaan dengan upacara krayanan tersebut juga diadakan upacara adat walikan atau resikan. Upacara ini lebih ditujukan untuk si ibu bayi karena sudah selesai menjalani masa nifas dan siap untuk melayani suaminya kembali. Pada saat selamatan itu si ibu dirias secantik mungkin. Di dalam upacara ini kehadiran dukun bayi juga penting, terutama bila mereka yang menolong kelahiran bayinya.
Menurut responden, dukun bayi dirasakan mempunyai beberapa kelebihan disbanding bidan / dokter yaitu dukun bayi mampu memberikan pelayanan yang paripurna mulai dari menolong persalinan sampai memimpin upacara kelahiran bayi. Dukun bayi juga siap setiap saat dibutuhkan, memberikan rasa nyaman dan aman karena mereka kebanyakan dituakan, begitu juga hubungan kekeluargaan membuat kehadiran dukun bayi dalam hal tertentu sulit digantikan oleh bidan. Kepala puskesmas dan bidan serta PLKB  yang diwawancarai menyadari bahwa dukun bayi masih dibutuhkan oleh masyarakat, oleh karena itu program pelatihan dukun bayi dan pembinaan serta pendampingan oleh bidan Puskesmas merupakan program yang terus dijalankan. Di sisi lain mereka mengupayakan peningkatan peran bidan dan bidan di desa (BDD) tetapi mengusahakan agar tidak lahir dukun bayi baru karena adanya target cakupan tertentu dari ANC dan persalinan oleh tenaga kesehatan serta eliminasi tetanus neonatorum (ETN) yang harus diupayakan menjadi angka nol. Pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak bersih dan steril merupakan salah satu penyebab utama adanya tetanus neonatorum. Dukun yang belum dilatih seringkali melakukan pemotongan dan perawatan tali pusat secara tidak higienis seperti diberi kunyit atau apu (kapur gamping yang basah), tetapi saat ini hal tersebut hampir tidak pernah ditemui karena semua dukun bayi di desa lokasi penelitian sudah dilatih oleh Puskesmas.
Nuansa Islam yang cukup kuat mewarnai adat dengan adanya upacara kekahan atau aqiqah yaitu ungkapan rasa bersyukur pada Tuhan YME atas anugerah anak dan sebagai salah satu kewajiban orang tua dalam ajaran Islam terhadap anaknya. Pada acara kekahan ini untuk anak laki-laki akan disembelih dua ekor kambing, sedangkan bila anak perempuan cukup satu ekor kambing. Daging yang sudah dimasak dibagikan kepada para tamu dan tetangga.Adat kekahan tidak mesti harus segera dilakukan setelah bayi lahir tetapi bisa sampai dengan menjelang remaja. Kekahan biasanya dilakukan oleh keluarga yang cukup mampu.
Perilaku positif lainnya yang masih dijalankan seperti halnya kebiasaan para ibu dari suku Jawa setelah melahirkan yaitu kebiasaan minum jamu dengan tujuan agar ASI mereka lancar serta untuk menjaga kesehatan dan kebugaran ibu. Jamu wejah diminum agar ASI lancar dan jamu beras kencur agar badan tidak terasa capek dan jamu pilis yang ditempelkan di dahi agar kepala terasa ringan dan tidak pusing. Selama masa nifas ada pantangan berhubungan seksual. Hal positif ini sejalan dengan kesehatan dan larangan dalam agama Islam yang mayoritas mereka anut.
Perilaku yang kurang mendukung selama masa nifas yaitu pantang makanan tertentu yang lebih dikaitkan dengan si bayi antara lain agar ASI tidak berbau amis antara lain daging dan ikan laut. Kebiasaan kurang baik lainnya yang masih ada yaitu bayi digedhong atau membungkus bayi dengan jarik (kain batik pelengkap busana kebaya) agar bayi hangat dan diam. Bila hal ini dilakukan terus menerus akan berpengaruh pada aktivitas bayi dan pertumbuhan tulangnya.
Apabila bayi lahir cacat (bibir sumbing) atau bayi lahir dengan sungsang yang dahulu seringkali dikaitkan dengan kesalahan masa lalu orang tuanya atau orang tuanya melanggar pantangan tertentu maka sebagian besar responden menganggap hal tersebut tidak benar. Bayi lahir sungsang atau bibir bayi sumbing mereka percayai semata-mata karena masalah kesehatan.
SIMPULAN
Praktik perawatan kehamilan, persalinan bayi dan nifas di lokasi penelitian telah banyak mendukung upaya kesehatan reproduksi antara lain: periksa hamil. Bidan adalah pilihan pertama sebagai penolong persalinan tetapi dukun bayi juga masih diminati. Peran suami cukup menonjol dalam masa kehamilan, persalinan bayi dan nifas. Tradisi budaya Jawa seperti minum jamu, pantang makanan tertentu, pijat untuk kebugaran ibu setelah melahirkan masih mereka jalankan. Nuansa budaya Jawa tercermin pada berbagai ritual budaya yang diwarnai oleh agama (Islam) yaitu mulai dari mitoni (munari), krayanan (brokohan),resikan (walikan) dan kekahan (aqiqah).
Masih diperlukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) yang terus menerus yang bertujuan untuk mempertahankan praktek yang positif dan mengurangi/ menghilangkan pemahaman nilai-nilai yang tidak mendukung kesehatan reproduksi.
  1. KEPUSTAKAAN
    Departemen Kesehatan RI. 1998. Pedoman Pelayanan Dasar Kebidanan. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 1999. Materi Ajar Modul Safe Motherhood, kerjasama Depkes RI dengan Fakultas Kesehatan masyarakat niversitas Indonesia.
  2. Departemen Kesehatan RI. 2000. Visi Indonesia Tahun 2010. Jakarta.
  3. Departemen Kesehatan RI. 2001. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia tahun 2001 – 2010. Jakarta.
  4. Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Jakarta.
  5. Departemen Kesehatan RI. 2004. Panduan Marketing Public Relation. Materi MPS, bagian Proyek PUK – SMPPA, Propinsi Jawa Tengah. Semarang.
  6. Muhammad, Kartono. 1996. Prioritas Pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam Seksualitas Kesehatan Reproduksi dan Ketimpangan Gender. Pustaka Sinar Harapan. PPK UGM. Yogyakarta.
  7. Muis, Fatimah, dkk. 1996. Kualitas Pelayanan Persalinan di Jawa Tengah; Studi di Kotamadya Semarang. Pusat penelitian Kesehatan dan Pusat Studi Wanita Lembag Penelitian Universitas Diponegoro. Semarang.
  8. Sutresno, Ismail J. 1997. Persepsi perilaku Ibu hamil dan Masyarakat terhadap Resiko kehamilan dan Persalinan di Kabupaten Purworejo. tesis dalam Program Pendidikan Dokter Spesialis bidang studi Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
  9. Susilowati, Rini. 2001. Pola Pengambilan Keputusan Keluarga dan Penolong Persalinan dalam Memutuskan Merujuk Ibu Bersalin ke Rumah Sakit pada Kasus Kematian Ibu Bersalin di Kabupaten Semarang. tesis pada Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang. 
Tulisan ini juga dapat dibaca pada blog saya yang lain (klik).

Bagi yang kurus baca dech.....



Makanan sehat untuk menaikkan berat badan
1.      Telur
Telur dikenal sebagai sumber terbanyak dari protein dan lemak. Sebutir telur mengandung sekitar 5-6 gram protein. Selain mudah ditemukan, harga telur juga relatif murah.

Kuning telur mengandung lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda yang baik baik bagi tubuh dan juga setengah dari total protein telur, asam amino esensial, dan vitamin.

2. Daging Sapi Giling
Daging sapi giling lebih baik daripada daging utuh karena mengandung 6-7 gram protein/gram. Lemaknya tergantung pada kadar lemak daging itu sendiri, yang jelas makanan ini membantu Anda menambah berat badan.

3. Produk Susu
Kita mengenal produk susu sebagai salah satu sumber nutrisi mereka. Produk ini mengandung 8-9 gram protein dan lemak per cangkir yang membantu untuk menambah otot sekaligus berat badan.

4. Selai Kacang
Selai kacang merupakan salah satu cara termurah, termudah, dan efektif meningkatkan selera makan untuk fase bulking. Mengandung 6 gram protein dan 16 gram lemak jenuh pada setiap 2 sendok makan.

5. Kentang
Untuk menambah otot dan berat badan dengan mudah, cobalah konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat. Kentang adalah salah satu yang terbaik untuk diet karbohidrat tinggi, sekitar 25-30 gram karbohidrat untuk membantu membangun massa otot lebih cepat.

6. Oats
Oat merupakan salah satu sumber karbohidrat terbaik. Secangkir oat mengandung 50 gram karbohidrat dan 6 gram serat. Serat dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan.

7. Whey Protein
Rata-rata whey protein mengandung 25 gram protein per porsi. Selain sebagai suplemen yang efektif menambah massa otot, whey protein juga dianggap sebagai suplemen penambah berat badan yang ekonomis.

8. Pisang
Pisang merupakan sumber karbohidrat tinggi selain kentang dan gandum. Kombinasikan pisang dengan whey protein dan konsumsi setelah latihan rutin sebagai solusi untuk menambah berat badan sekaligus massa otot.

9. Minyak Zaitun
Minyak zaitun merupakan sumber minyak yang bergizi dan sumber lemak tak jenuh ganda yang ekonomis. Campurkan minyak zaitun dengan salad atau masakan lainnya.

10. Ikan Tuna
Tuna kaleng merupakan makanan bergizi tinggi yang mudah didapat di pasar. Dengan kandungan 25 gram protein menjadikan tuna makanan yang baik untuk menambah berat badan.

1. Lari cepat jarak pendek (sprint)
Latihan ini bermanfaat meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan. Penekanan pada otot kaki selama latihan berdampak pada pemanjangan tulang dan otot.
Tetapi jangan terlalu sering melakukannya karena dapat menyebabkan pembengkakan pada otot dan tendon. Sprint dianjurkan pada permukaan alami seperti lantai atau rumput, bukan beton.

2. Menendang

Berdiri dengan kaki lebar dan angkat satu kaki kemudian lakukan tendangan. Ulangi minimal 20 tendangan pada satu kaki dan kemudian beralih ke kaki yang lain. Lakukan latihan ini selama 20 kali, karena dapat memperpanjang tulang kering dan paha.

3. Lompat

Berdirilah di depan bangku atau tangga setinggi kaki. Untuk memulai, lompat dengan satu kaki dalam sepuluh hitungan. Lalu, ulangi dengan kaki lain. Lakukan gerakan melompat hingga tiga kali. Anda bisa beristirahat di sela latihan.

4. Bersepeda

Gerakan mengayuh sepeda membuat jari kaki terus mencapai pedal. Ini merupakan peregangan yang bisa membuat kaki lebih panjang. Lakukanlah selama sekitar 10-15 menit. Anda juga dapat menggunakan sepeda statis atau stationary cycle.

5. Berenang

Olahraga satu ini memang sangat efektif untuk membuat tubuh fit dan lebih fleksibel. Lakukan renang gaya dada dan lakukan minimal 20 menit.

6. Lompat tali

Latihan ini sangat menyenangkan, apalagi jika Anda sambil mendengarkan musik menghentak. Lakukan sebanyak 300 kali setiap hari.

7. Berayun

Gunakan penahan atau ambang pintu yang tinggi. Anda dapat membelinya di toko peralatan olahraga. Awali posisi dengan berdiri lalu biarkan tubuh berayun. Posisi kaki bisa lurus atau ditekuk, buatlah tubuh senyaman mungkin. Lakukan gerakan ini setidaknya 10 kali dalam sehari.

8. Free Hand

Berdirilah tegak dalam ruangan yang luas dan tarik napas dalam-dalam. Angkat tangan letakan di tingkat bahu, lalu dorong tangan sejauh mungkin dan lepaskan napas. Ulangi 8 -10 kali.
Tarik napas dan kembali memosisikan tangan. Lalu, angkat tumit sambil berdiri jinjit, hembuskan napas, ulangi 80-10 kali. Tarik napas dan angkat lengan terentang di atas kepala. Lalu ayunkan ke dalam dengan arah melingkar dan buang napas. Ulangi 80-10 kali.

Copyright 2009 I am Different (ONA). All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates